K – I – T – A TAMAT

Catatan lusuh


Tidak ada yang tahu satu menit ke depan kita akan seperti apa. Setuju.

Bagian hidup terbesarku hilang. Bukan suatu penghianatan, tapi takdir.

Orang yang benar-benar aku cintai telah pergi. Bukan pergi, tapi di rampas dari sisi ku!!! Boleh aku salahkan nasib?

Aku bagaikan seongok daging yang telah membusuk. Luka yang tertoreh begitu membuatku terpuruk.

Tapi bukan berarti aku harus menyusul cintaku ke ufuk.

Pelukan Rama tak lagi menenangkan kala itu, nasihat Ibu tak lagi terdengar menjagaku, air mata adalah teman setiaku kala itu.

Bagaimana tidak ketika kekasih yang amat kau cintai tergeletak lemah, bersihbah darah, meratap dengan nada berat namun lemah, bertahan dari rasa sakit yang mengiris bagian kepalanya.

Seperti tertohok bambu runcing pejuang, terbakar api sang raja durjana, tengelam dalam lautan es yang mematikan.

Tercabik-cabik? Pernah merasakannya? Bahkan yang aku rasakan lebih dari itu, melihat kekasih yang ku cinta tersenyum dalam pengakhirannya, terkekeh dalam rasa sakitnya.

Tuhan tak…

Lihat pos aslinya 4.193 kata lagi

Tinggalkan komentar